27 Mei, 2006

About the Dream

INTRODUCTION
Dream is a story that a person 'watches' or appears to take part in during sleep. Dream events are imaginary, but they are related to real experiences in the dreamer's life. They seem real to the dreamer while they are taking place. There are many types of dreams. Some are pleasant, others are annoying, and still others are frightening.

Everyone dreams, but some people never recall dreaming. Others remember only a little about a dream they had just before awakening and nothing about earlier dreams. No one recalls every dream and, in general, dreams are very easily forgotten.
What dreams consist of
The events of a dream usually form a story. In some dreams, the dreamer takes part in the story. In others, the dreamer merely 'watches' the tale unfold. In most dreams, the dreamer cannot control what is happening, there is little logical thought, and events occur that could not happen in real life. Occasionally, the dreamer will realize that he or she is dreaming and may be able to alter what happens in the dream without waking up. This is known as a lucid dream.

People see in most dreams, and they may also hear, smell, touch, and taste in them. Most dreams occur in color, though the color is often recalled only vaguely. Dreaming thought seems to put things together in new and unexpected ways. In some cases, this has led to important scientific discoveries or highly imaginative creative works.
The biology of dreams
Dreaming, like all mental processes, is a product of the brain and its activity. Whether a person is awake or asleep, the brain continuously gives off electrical waves. Scientists measure these waves with an instrument called an electroencephalograph. At most times during sleep, the brain waves are large and slow. But at certain times, they become smaller and faster. During periods of fast brain waves, the person's eyes move rapidly as though the sleeper were watching a series of events. This stage of sleep, called REM (Rapid Eye Movement) sleep, is when most dreams occur. If awakened during REM sleep, the person is likely to recall details of the dream. Most adults have three to five REM periods each night. They occur every 90 to 100 minutes and last from 5 to 30 minutes each. But not all dreams come from REM periods. Some people report dreamlike mental activity when awakened from non-REM sleep or as they are falling asleep.

During REM sleep, the pathways that carry nerve impulses from the brain to the muscles are blocked. Therefore, the body cannot move during dreams. Also, the cerebral cortex-the part of the brain involved in higher mental functions-is much more active during REM sleep than during nondreaming sleep. The cortex is stimulated by neurons (nerve cells) that carry impulses from the part of the brain called the brain stem.
The meanings of dreams
Dreams include events and feelings that the dreamer has experienced. Most dreams are related to events of the day before the dream, and many minor incidents of the hours before sleep appear in dreams.

Many experts who study dreams also feel that they are related to deep wishes and fears of the dreamer, and several theories explaining the meaning of dreams have been developed. During the 1890's, Sigmund Freud, an Austrian physician who originated psychoanalysis, developed one of the best-known theories of dream interpretation. Freud suggested that dreams are fulfillments of wishes, usually in disguised form. The disguise-or 'dream language'-involves condensation (combining several ideas into one image), displacement (shifting a feeling from one idea or person to another), and symbolism (the use of symbols to represent what cannot be pictured directly).

Some scientists have suggested that biological discoveries about dreaming have made psychological theories of dreaming, such as Freud's, unnecessary or false. These scientists argue that a dream is a meaningless response of the cerebral cortex to random stimulation from the brain stem. However, waking thought is also a response of the cerebral cortex to stimulation, often random, from the brain stem. Therefore, the biology involved does not make dreams meaningless any more than it makes waking thought meaningless. Most psychiatrists and psychologists still consider dreams psychologically meaningful.
Functions of dreams
The function of dreaming is not completely understood. Dreaming sleep may play a role in restoring the brain's ability to handle such tasks as focused attention, memory, and learning. In addition, most psychiatrists and psychologists still believe that a person's hidden feelings often surface in dreams. Psychotherapists therefore analyze patients' dreams in an effort to help the patients understand themselves better.
-copyNpaste from the information in XP-

24 Mei, 2006

24 mei 2006

Hari ini, bukan hanya sekedar hari kelahiranku namun juga hari sahabat. Hari yang memang sengaja aku ciptakan sendiri. Meski sebenarnya tak ada hari khusus untuk bersahabat, karena setiap hari memang lebih baik. Namun, datangnya hari lahirku ini telah mengundang para sahabat yang telah lama menghilang, kembali muncul dengan sebuah ucapan dan serangkai do’a manis, baik secara langsung maupun lewat tulisan. Itu semua membuatku kembali menyimpan sejumput harapan akan pertemuan dan kebersamaan yang selama ini terasa langka. Yang sebenarnya dariku, bukanlah ”ulang tahunnya”, karna aku tak pernah lagi merayakan hal itu setelah usiaku 5tahun. Namun adanya kalianlah yang membuatku ceria.

Dan

Kebahagiaan yang nyata dihari ini khususnya adalah sebuah kenikmatan bersyukur akan semua yang telah didapatkan dalam hidupku selama 22 tahun, yang tentu saja dari sang pecinta, yang memberi hidup. Semoga aku dapat terus bersyukur padaMu setiap harinya, dalam setiap hembusan nafasku and every beat of my heart,...

Untuk sahabat

Dia datang disaat yang tepat
Dengan karakter yang unik
Membawa kesegaran yang telah lama hilang
dari hati seorang insan

pertemuan yang terjalin dengan sederhana
namun memberikan arti yang sangat dalam
meski bukan sebuah harapan dimasa lalu
namun menjadi anugerah yang indah

hadirnya membuat senang
tiadanya membuat hilang
diamnya adalah lukaku
cerianya adalah sukaku


...selamat datang sahabat...


20 Mei, 2006

Semut-semut itu


Sang pekerja keras

Selain manusia, banyak makhluk lain yang juga hidup didunia ini. Salah satunya adalah hewan hitam yang kecil ini. Mereka hidup bersama sejenisnya dan tak jauh seperti manusia,mereka juga berorganisasi, mempunyai pemimpin, pekerja dan kebudayaan. Kebudayaan atau lebih pas jika disebut kebiasaan para semut yang positif salah satunya adalah saling menyapa dan berjabat tangan setiap kali berpapasan dengan sesamanya. Entah bagaimana cara pemimpin mereka mengkoordinir dan membudayakannya, sepertinya manusia harus banyak belajar dari pemimpin semut itu,karena banyak teori2 juga pembicaraan manusia mengenai hal tersebut (silaturahmi.keu), namun hanya sebagian kecil yang sudah melaksanakannya. Mungkin kepribadian semut dan manusia berbeda ya...

Ngomong2 mengenai semut, foto diatas diambil ketika terjadi tragedi hujan deras di kawasan pahlawan-bandung. Di rumah tinggal saya, yang memang terbuat dari banyak kayu dan suasana dingin, terjadi hal yang cukup menjengkelkan bagi manusia. Apa pasal? Tempat tinggal masyarakat semut beserta telur2nya, kebanjiran! Sehingga mereka semua keluar dari rumahnya itu sambil menggotong telur2nya untuk diselamatkan, seperti seorang Ibu yang selalu berusaha menyelamatkan anaknya dalam segala kondisi.

Melihat semut sebanyak itu, bulu kudukku langsung berdiri, geli! Selain itu, badanpun jadi bentol karena digigit oleh semut yang merasa terganggu, entah itu terhalangi atau tertindih manusia.



11 Mei, 2006

Galeri reuni smuntika'99 -taun 2005 kemarin




Curug orok for refreshing



Nama unik ’curug orok’yang ada di Garut ini membuat tanda tanya besar dalam otakku. Hipotesis pertama berkata ’mungkin ada hubungan antara curug tersebut dengan orok/ bayi, baik itu sebagai tempat pembuangan bayi aborsi, atau mungkin ada yang pernah melahirkan di curug ini’. Itulah dugaan yang mungkin muncul dari setiap orang. Wajar, karena telah berita2 kriminal di TV telah mempengaruhi persepsi kita. Selidik punya selidik, seseorang yang berasal dari daerah tersebut memberikan sedikit cerita ’bahwa dulu, keadaan jalan menuju air terjun/curug, sangatlah curam dam licin, sehingga siapapun yang ingin ke curug, harus menempuh perjalanan dengan ngorondang/ merangkak seperti bayi’. Nah, sejak itulah curug ini terkenal dengan sebutan curug orok.

Buat siapapun yang pingin suasana baru yang sejuk, menenangkan, indah dan jauh dari keramaian kota, tempat ini cocok untuk dikunjungi. Khususnya untuk orang2 yang hobby Katarsis dengan cara Berteriak, curug ini bisa dijadikan alternatif tempat, karena derasnya air membuat suara kita Kalah!!. Bahkan jika hanya ingin menikmati alam, tempat ini juga c karena niscaya kita akan berdecak kagum akan keindahan&kehebatan sebuah penciptaan. Subhanallah!

Meskipun namanya tetap curug orok, namun kini sudah banyak berubah. Pengunjung tidak perlu lagi merangkak karena jalan menuju curug sudah mulai bagus dan sebagian sudah bertangga. Kita hanya tinggal hati2 saja. Nah kalau nanti berkesempatan kesana, jangan sampai terlena hingga lupa waktu, karena semakin sore, kabut semakin tebal. Hal itu bisa mengganggu perjalanan pulang, apalagi jika naik motor, selain tidak kelihatan, dingin pula!

The last, selamat refreshing- semoga bisa membuat kita selalu segar dan semangat...!


08 Mei, 2006

Galeri langit indahku






Sang petualang


Sepertinya bagi sebagian orang, curhatan berikut ini kayaknya ”gak penting banget sih!”. Tapi, baik secara langsung ataupun tidak, sang sepatu ini telah banyak membantu user dalam penampilan maupun perjalanan. Kedua sepatu ini berasal dari ”kota kembang”, tentu tau dong harganya yang miring... (gocap dapet dua pasang bo..!)

Sepatu yang pertama sudah di pensiunkan, karena jasa2nya yang menggunung, yang telah membuatnya tak layak lagi menempuh perjalanan panjang. Sebagian kulitnya hilang, ditelan kerikil2 tajam dan dinginnya air. Sepatu 1 berhasil bertahan selama 3 bulan, sejak pembelian di awal bulan february. Niatnya sih Cuma buat KKM aja (10 hari dengan medan yang cukup berat), tapi ternyata ia berhasil bertahan lebih lama dari yang direncanakan. Sepatu ke 2 dibeli beberapa hari lalu, setelah rasa pri kesepatuan-ku muncul. Meski kenyamanan sepatu 2 ini jauh dari kenyamanan sepatu 1, namun saya yakin ia pun akan banyak membantu perjalananku.

Beberapa pelajaran yang di dapat dari tragedi sepatu ini adalah; bahwa Harga yang mahal memang tidak lepas dari kualitas dan ’gengsi’, namun jangan gengsi membeli barang yang berharga murah, karena yang penting itu FUNGSI (curiga pembenaran atas kekurangan uang, hehe). Selain itu saya juga jadi belajar ’masuk 1-keluar 1’, maksudnya klo ita mendapat satu barang, maka keluarkan satu barang, hal ini bisa membantu agar tidak banyak barang menumpuk mubazir dan mengurangi kemungkinan bingung memilih karena banyaknya barang. . .