05 Agustus, 2006

kondangan style


salah satu even yang berhasil merubah penampilanku dan teman2ku adalah even kondangan. pasalnya, yang tadinya enggan untuk ber-gaya, jadi tampak gaya. bukannya berkepribadian ganda, tapi menyesuaikan diri geetooo. masa ke kondangan pake sepatu kets ato kaos sich kan malu sama orang, ntar dikira mau olah raga lagi, hehe...
menghadiri kondangan bersama teman2, memotivasi kami untuk menjadi mempelai selanjutnya :) sebuah masa yang tentu akan datang bila sudah masanya...

Galeri Relawan ceria


A step to Be a super trainer!!



Bermimpi boleh saja kan?? Karena, mimpi akan menggerakkan diri untuk senantiasa mewujudkannya. Karena, hari ini adalah mimpiku dihari kemarin. Saya, yang beberapa waktu lalu sempat takut untuk sekedar bermimpi yang tentu saja gratis, kini mulai ketagihan. Ketika kita bersungguh-sungguh untuk mencapainya maka siapkan diri untuk menjemput impian itu, sesungguhnya Ia telah menunggumu menjemputnya meski melalui proses yang panjang, Ia akan tetap menunggu. Sekarang, mungkin proses itu baru sampai tahap menjadi “raja budax”, begitu teman-temanku menyebutnya. Pasalnya, sejak saya berkecimpung di lapangan, baik itu outbound ataupun penanganan bencana, saya kebagian ngasuh’ Anak-anak, dengan simulasi-simulasi ringan.

Bermain dengan anak, sangat menguras energi, gimana nggak? Anak adalah manusia kecil yang tak kenal lelah, mereka bisa bertahan untuk terus bermain, selama permainan itu menarik baginya. Al-hasil, terkadang setelah bermain, suara saya menjadi serak dan mandi keringat. Ketika lelah melanda, sering saya mendengar “kak, besok main lagi yah???” ucapan itu muncul dari bibir-bibir mungil mereka. Dalam hatiku berkata “ aduh de, kakak minta ampuuunnnn, gak mau lagi, capee!” namun, melihat mata mereka yang berbinar penuh harap dan hembusan nafas yang sedikit ngos-ngosan namun tetap terlihat penuh energi, saya tak kuasa menolak, “iya de, nanti main lagi ya…!” begitulah akhirnya. Menjalaninya dengan senang hati bagai kembali ke masa kecil yang tanpa beban, bebas melakukan apa yang diinginkan dan tak kenal kata “sibuk!”.

Saya pun tak mengerti, lingkungan selalu mengarahkanku pada anak-anak, meskipun saya mengarahkan diri pada dunia kerja. Sempat saya mencoba menjadi fasilitator untuk orang dewasa, bisa! Namun tidak seindah bersama anak-anak.

The last, seorang sahabat sempat berkata pada saya ketika saya berada dalam kondisi tak berani berharap “orang Indonesia itu ya! Mimpi aja takut! Payah!”. Berhari-hari Saya memikirkan kalimat itu, lalu mulailah saya bermimpi dan setelah melalui proses, mimpi itupun terwujud. Saya mengulanginya dengan mimpi yang lain, terjadi dan terjadi lagi. So, jangan pernah takut untuk bermimpi, karena mimpi itu gratis, mudah dan bisa dilakukan dimana saja ;)

Galeri damai lautku