22 Februari, 2013

kisah ringan anak2

"Luni sini!" cenna memanggil adiknya yang sedang merangkak. Runi yang dipanggil kakaknya bukannya mendekat malah semakin menjauh mencari ibunya. "Luni siiiniii!" cenna berteriak keras dengan sedikit marah. "Apa sih na, teriak-teriak segala?" Ibunya muncul dari dapur. "itu, luninya kesini, deket-deket enna. temenin disini" cenna menjelaskan. "oooh.." ibunya langsung mengerti.
Adegan itu memang bukan pertamakali terjadi, belakangan ini memang si sulung cenna (3 tahun 2 bulan) sedang dilingkupi rasa takut yang tak biasa. Ia tak mau ditinggal sendiri dimanapun, padahal kami hanya berada di tempat dekat yang terpisahkan dinding saja.
Adegan tadi adalah ketika cenna berada diruang depan sedang bermain komputer. tadinya runi ada didekatnya namun cenna panik karena runi pergi dari dekatnya. "takut ada hantu" kata cenna. lucunya, kok cenna mau ditemani runi yang masih bayi 10 bulan. Padahal, kalau misalkan benar ada hantu, apa bayi runi bisa menolongnya? hehehe. dan lucunya lagi, bayi runi mauuu aja disuruh nemenin kakaknya yang jelas@ nyuekin dia klo lagi main game. Anak..anak.. tanpa kalian ngapa-ngapain aja udah lucu, apalagi liat kelakuan kalian menurut persepsi kami orang dewasa.. hehehe.

Bayi 10 bulan yang lincah

"Ya ampuuun, ini anak nggak bisa diem banget sih! digendong bergerak terus liat sana sini, diturunin dikarpet aja ah, cape" ujar sang ayah yang pada awalnya gemes melihat wajah imut Runi lalu menggendongnya. Sang bayi yang sudah lihay merangkak bukannya diam duduk manis dikarpet, malah mengganggu kakaknya yang sedang main balok. sang kakak yang masih 3 tahun itupun marah karena adiknya menghancurkan tatanan balok yang sudah disusunnya. Tak disangka, bayi runipun ikut menjerit marah ketika balok yang dipegangnyadirebut paksa oleh kakaknya. Artinya, bayi 10 bulan itu mulai mengerti dan mengasah kemampuannya mempertahankan diri dari ketidaknyamanan. Sang Ayah melerainya berkali-kali, namun berkali-kali pula sang bayi mendekati sang kakak. Memang diusianya sedang muncul perasaan ingin bersosialisasi, juga rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Memasukkan benda kemulutnya adalah salah satu cara bayi 6-12 bulan untuk mengenali benda tersebut. Oleh karena itu, upayakan kondisi rumah harus bersih dari benda-benda kecil juga benda berbahaya lainnya dan jangan lepas mengawasinya.
"hap..hap..hap.. satu..dua..tiga..dst" sang ayah menghitung berapa lama bayi mungilnya itu bisa bertahan dalam posisi berdiri tegak tanpa pegangan. Runi, yang merasa bahwa seluruh mata tertuju pada kelakuannya, tersenyum dan sesekali menggoyangkan badannya dengan ceria. nah, di usia ini pula bayi belajar berdiri menguatkan otot-otot ditubuhnya sebagai persiapan kelak melangkahkan kaki. Pemberian motivasi baik secara verbal (co/ ucapan "pintar anak mama!..") maupun fisik (co/ pelukan) akan dirasakan sang bayi, jadi jangan pernah mengira bayi yang belum bisa bicara tidak mengerti apa yang kita bicarakan ya mom!.

Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 9 - 12 Bulan

Oleh : dr. Salma Oktaria
Hampir genap sang buah hati akan berumur satu tahun. Kini kemampuannya semakin meningkat seiring kemampuan motorik dan stimulasinya mengalami perkembangan. Pada retang masa mur 9-12 bulan si kecil sudah menunjukkan beberapa aktifitas: 
      Mengangkat badannya ke posisi berdiri
      Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
      Dapat berjalan dengan dituntun
      Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang diinginkan
      Menggenggam erat pensil
      Memasukkan benda ke mulut
      Mengulang menirukan bunyi yang didengar
      Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
      Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
      Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
      Senang diajak bermain ”CILUK BA”
      Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

Perkembangan Motorik atau Gerak Kasar
Lanjutkan stimulasi merangkak, menarik ke posisi berdiri, berjalan sambil berpegangan, dan berjalan dengan bantuan. (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
Bermain bola
Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya dan usahakan agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali ke arah anda. Bola besar akan lebih mudah untuk bermain pertama kali. Berangsur-angsur bermain bola dengan berbagai ukuran, jangan gunakan bola yang terlalu kecil sehingga dapat ditelan dan menyebabkan tersedak. Jangan memakai balon.
Membungkuk
Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan. Mula-mula mungkin bayi perlu dibantu.
Berjalan sendiri
Bantu bayi agar mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda untuk mendapatkan dekapan atau mainan yang disukainya. Beri pujian bila bayi mau berjalan beberapa langkah. Bila bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba lagi.
Naik tangga
Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan bayi jangan ditinggal sendirian.

Perkembangan Motorik atau Gerak Halus
Lanjutkan stimulasi memasukkan benda ke dalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air. (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
Menyusun balok/kotak
Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. Balok/kotak dapat dibuat dari karton atau potonganpotongan kayu bekas. Benda lain yang bisa dipakai adalah beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan anak berbentuk kubus/balok.
 Menggambar
Letakkan krayon/pinsil berwarna dan kertas di meja. Ajak bayi “menggambar” dengan krayon atau pinsil berwarna. Kegiatan menggambar ini dapat dilakukan bersamaan dengan anda menge6akan tugas rumah tangga.

Bermain di dapur
Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alai memasak dari plastik atau bends-bends yang ads di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas dari plastik.

Perkembangan Aspek Bicara dan Bahasa
Lanjutkan stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan nama gambar-gambar di bukul majalah. (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
Menirukan kata-kata.
Setiap had bicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.
Berbicara dengan boneka.
Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambad dengan pens menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu.
Bersenandung dan bernyanyi.
Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin

Perkembangan Aspek Sosialisasi dan Kemandirian
Lanjutkan stimulasi memberi rasa aman dan kasih sayang, mengajak bayi tersenyum, mengayun bayi, menina-bobokkan bayi, bermain “Ciluk-ba”, dan permainan “bersosialisasi” (baca: Perkembangan & Stimulasi Anak Usia 6-9 bulan)
Minum sendiri dari sebuah cangkir.
Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir tersebut. Pilih cangkir plastik tertutup dengan lubang mulut dapat dipakai untuk tahap awal, isi cangkir dengan air sedikit agar tidak tumpah.
Makan bersama-sama.
Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Bayi duduk dekat dengan yang lainnya dan makan makanannya (makanan bayi umur 9-12 bulan berbeda dengan makanan keluarga).
Menarik mainan yang letaknya agak jauh.
Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik, ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anda tidak dapat mengawasi bayi anda.[sumber: http://www.klikdokter.com/tumbuhkembanganak/kalenderanak/kapopup/4]

Batita mengompol

Saat bangun subuh tadi tiba-tiba batita (bawah tiga tahun) sulungku berkata "ini bukan ngompol kok, ini cuman basah, iya kan mi?" kata cenna sambil memegang celana yang dipakainya. Matanya masih sedikit mengantuk namun tertutupi oleh perasaan bersalah (mungkin). Aku yang ditanya langsung curiga, 'mana mungkin celana anak batita tiba2 basah klo bukan mengompol?'. cenna sudah sejak setahun yang lalu tak lagi pakai popok karena sudah bisa pipis dan bab di kamar kecil. "buka celananya, sana ke kamar mandi!" kataku agak kesal. Tentu saja dugaanku benar setelah kucium aroma celana dan sprei. Belakangan ini cenna memang kadang mengompol dicelana karena tak tahan ingin pipis. Kalau siang hari, biasanya karena ia keasikan main dan lebih memilih menahan pipis daripada menghentikan permainan untuk pipis. Akibatnya jebol deh ke celana. Memang, menurut banyak sumber dan artikel, balita  (bawah lima tahun)sesekali masih mengompol dicelana karena suatu sebab. Hal itu masih dianggap wajar, asalkan tidak sering dan bukan diusia sekolah (setingkat SD).
Jika Batita atau Balita anda masih ngompol, berikan pengertian baik-baik, terkadang memberitahu dengan tegas boleh dilakukan asal tidak menyakiti anak anda.

16 Februari, 2013

Perang dingin dijalanan

Kemarin, saat jalanan disekitar Antapani- Bandung sedang dilindas berbagai kendaraan, lajur samping kiri yang digunakan pengendara motor, dijatuhi tubuh seorang wanita. "bruk" suara tubuhnya jatuh diatas jalan aspal.  "huuu..uuu..uuu" wanita itu menangis sambil telapak tangannya mencoba menghapus air matanya yang belum sempat menetes. Ia menangis layaknya seorang anak kecil, padahal usianya kira-kira 20 tahun. Ia mencoba bangkit sendiri namun saya dan beberapa wanita pedagang kaki lima segera memapahnya ke salah satu warung kaki lima terdekat dari TKP. tidak ada luka fisik sama sekali, karena motor yanh ia tumpangi berjalan perlahan. mungkin ada sedikit memar yang wajar. Namun dari ekspresi wajahnya saat jatuh dan saat seorang laki-laki yang memboncengnya datang menghampirinya, tampak jelas mereka sedang (mungkin) bertengkar. "kunaon iyeu teh" "kenapa? si tetehnya tidur ya?" "kenapa, A?" kami semua bertanya masing-masing. "luncat!" lelaki paruh baya itu menjawab ringan, seperti sudah biasa terjadi. ekspresi wajahnyapun tidak menyiratkan kekhawatiran yang berlebihan. "huuu..." sang wanita menahan dan mencoba menghentikan tangisnya, berganti dengan ekspresi wajah yang agak kesal dan tatapan kosong. Kami yang tadi sangat khawatir segera bubar dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya berdua. Tugas kami menolong sudah selesai, sayapun melanjutkan perjalanan dengan berbagai dugaan yang berkecamuk dikepalaku. Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, satu yang pasti, saya berharap para wanita memiliki pikiran yang dewasa, jauh kedepan, dan berkepribadian kuat. Bukan untuk 'melebihi' pasangan, namun agar hidup lebih positif dan calon generasi masa depan dididik oleh ibu yang terbaik.

06 Februari, 2013

produk kesehatan unggulan

Silahkan diorder Madu Khebal dalam kemasan kaca untuk pengalaman meningkatkan kekebalan tubuh, melembabkan kulit dan mengonsumsi minuman menyehatkan yang maniss. call 0852.2222.4278 (Khebal shop)