22 Juni, 2014

Mari bersahabat dengan Qur'an dari rumah hingga Mall

Syaamil Qur'an Goes to Mall 

Keterangan foto: 1.Ibu Atalia (Istri walikota Bandung- Ridwan Kamil), 2. Para pemenang lomba tahfiz Qur'an, 3. Para pembicara talkshow "Quran sebagai gaya hidup"



Ramadhan sudah dipelupuk mata, kita sebagai muslim akan segera menjalani berbagai ibadah yang nilai pahalanya akan dilipatgandakan. Salah satu ibadah yang selaiknya menjadi kebiasaan baik dan gaya hidup sehari-hari adalah mengaji. Membaca Al-Qur’an kalamullah yang didalamnya berisi panduan dan jawaban atas segala pertanyaan kita dalam menjalani hidup didunia sebagai khalifah fil ard juga sebagai orang islam yang rahmatan lil alamin.
Weekend ini, 21-22 Juni 2014 Syaamil Qur’an mengadakan kegiatan “Syaamil Qur’an goes to mall”. Dalam kegiatan ini dilangsungkan beberapa acara penting dan menarik, yang mendatangkan tokoh-tokoh yang sudah tak asing lagi dimedia juga masyarakat.Beberapa komunitaspun turut meramaikan acara ini seperti Odojer yang menggelar kegiatan mengaji bersama di mall. Peserta yang turut hadirpun mendapatkan souvenir menarik dari Sygma dan diskon untuk pembelanjaan di bazzar sygma.
Sabtu kemarin, telah diadakan launching “Syaamil Qur’an Goes to Mall” yang di hadiri oleh Ibu Atalia (Istri walikota Bandung- Ridwan Kamil). Ibu Atalia memberikan sambutan dan dukungan pada kegiatan positif yang mengajak masyarakat muslim untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai gaya hidup sehari-hari. Beliau memberi perumpamaan gaya hidup sebagai kegiatan yang rutin dilakukan dan kita akan merasa kehilangan jika meninggalkannya.
Disela-sela talkshow bertema “Al-Qur’an sebagai gaya hidup” diumumkan 3 pemenang lomba tahfiz qur’an. Mereka adalah anak-anak usia SD yang mengikuti lomba dan memenangkannya. Hal ini sungguh membanggakan kita semua, karena  itu membuktikan bahwa Al-Qur’an sangat bisa dihafalkan oleh semua usia khususnya anak-anak calon penerus bangsa. Jika Al-Qur’an sudah begitu dekat dengan anak dan keluarga, diharapkan kita akan memiliki lingkungan yang positif untuk membesarkan anak, hingga kelak dapat menjadi generasi yang bukan hanya pintar secara akademis, juga memiliki moral yang baik.
Kang Rahman menjelaskan bahwa Sygma creative media berikhtiar memfasilitasi masyarakat muslim agar bisa lebih dekat dengan Qur’an kapanpun dan dimanapun berada. Menurut data, populasi muslim di Indonesia merupakan no 1 terbesar di Asia pasifik namun sayangnya di Negara kita pula, merupakan pengakses situs pornografi terbesar. Hal ini sungguh kenyataan pahit yang harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua dan semua pihak. Karena menurut penelitian, kecanduan seseorang akan pornografi, dapat merusak otak dan mental. Selain itu, Mbak Ari menambahkan bahwa masalah yang kita hadapi bukan hanya pornografi, namun juga narkoba dan mental yang tak tahan akan kemalangan. Berbagai masalah tersebutlah yang membuat pihak Sygma merasa harus mengajak masyarakat untuk kembali ke Qur’an. Menjadikan Qur’an sebagai rujukan hidup dan gaya hidup sehari-hari.
Berbagai produk syaamil qur’an hadir untuk memudahkan kaum muslim untuk beribadah dimanapun kapanpun. Produk tersebut diantaranya berbagai jenis Qur’an, tafsir, bahkan gadget yang memiliki konten super lengkap (Syaamil Note dan Tabz)
Hari ini, masih berlangsung acara yang menarik di BTC, bagi pecinta Qur’an, nasyid, dan penyayang anak, tak ada ruginya jika turut hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan Syaamil Qur’an Goes to Mall. Disana kita dapat bertemu Bunda Neno Warisman, Kang Nugi Al-Afgani, Awan X-Factor, dan bazzar produk Sygma.
 






Sekian info kegiatan menarik dari saya, bila rekan-rekan ingin mengetahui kegiatan menarik lainnya yang diadakan oleh Sygma khususnya di kota Bandung, juga  info produk-produk terbaik, anda dapat menghubungi Syaamil Quran atau FB saya, Insyaallah saya bantu. Terimakasih. wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

16 Juni, 2014

Wajah Kereta api pada juni 2014

inke's pic
15 juni 2014 kemarin, saya, suami dan 2 anak pergi ke cimahi dari kiaracondong, menggunakan kereta api. Angkutan umum massal ini sengaja kami pilih, karena selain cepat dan murah, juga untuk memberi pengalaman lain pada anak-anak, karena jarang sekali menggunakan KA. Bahkan saya bertemu dengan seorang teman yang membawa serta anaknya, mereka hanya ingin merasakan perjalanan menggunakan kereta, tanpa ada tempat yang dituju. Katanya mereka akan berangkat ke perhentian terakhir KA ini, dan kembali ke stasiun tempat mereka naik.
Sudah setahun lebih saya tidak menggunakan KA, perjalanan kali ini terasa nyaman. berhubung perjalanan dalam kota, ongkos KRD pun sangat murah, hanya rp.1.500/tiket/orang dan tiket berlaku bagi penumpang, mulai usia 2 tahun.
Jika dahulu, banyak sekali pedagang dan pengemis yang turut masuk kedalam kereta, kini hampir bisa dikatakan tidak ada. Setidaknya saat keberangkatan, saya tidak menemukan penjual dan pengemis berkeliaran di dalam KA ekonomi ini. Meski ada sedikit rasa kehilangan pada pedagang di KA, namun tak dipungkiri kalau kenyamanan dan kebersihan yang dirasakan dalam perjalanan, jauh lebih penting ketimbang belanja barang/ buah-buahan super banyak dan murah, yang hanya bisa diperoleh dalam perjalanan di KA ekonomi atau bis ekonomi.
Tak ada lagi asap rokok berkeliaran di KA, colokan untuk mengisi daya HP pun ternyata berfungsi dengan baik (melihat seorang penumpang yang 'ngecas' HP nya dengan nyaman). Perbaikan fasilitas dan sistem di KA ini sudah terlihat dari sistem tiketing yang ketat dan penjagaan di area jalur kereta, yang hanya dibuka jika kereta hampir sampai.

inke's pict
Dari sekian perbaikan yang sudah dicapai, tentu ada kekurangan yang masih nampak. Satu, meskipun kini kebersihan lantai kereta bukan lagi disapu oleh pengemis yang memohon belas kasihan penumpang, melainkan oleh petugas kebersihan yang berseragam, namun sampah-sampah yang telah terkumpul malah dijatuhkan begitu saja keluar kereta. Itu berarti, hanya memindahkan sampah yang berserakan di dalam kereta, mencari berserakan diluar kereta. Padahal, menurut saya, bisa saja sampah itu dimasukkan kedalam satu wadah plastik yang nantinya dibuang pada tempatnya.
Sebenarnya sih terbesit prasangka baik, bisa saja petugas itu membuang sampah di titik yang sudah ditentukan akan ada petugas yang membersihkannya dari luar. Namun alangkah tidak simpel jika begitu adanya. Dan saya yakin, prasangka baik itu hanya ada dalam pikiran saya sendiri, karena sayapun membuktikan kalau daerah diluar kereta begitu kotor dan banyak sampah.
Dua, kaca pecah belum juga diganti, padahal hal itu bisa membahayakan penumpang, khususnya anak-anak dan juga jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti lemparan batu. Kaca yang sudah retak pasti akan langsung hancur jika terkena lemparan batu (lagi).
Tiga, meskipun sudah ketat penjagaan bagi pedagang, tetap saja ada satu atau dua pedagang yang bisa berjualan didalam KA, selidik punya selidik, ternyata merekapun sepertinya membeli tiket atau mungkin memiliki strategi khusus. Apa strateginya? barang jualan tidak dibiarkan terbuka, melainkan ditutup rapat seolah itu hanya barang bawaan mereka seperti penumpang pada umumnya. Lalu, para pedagang hanya berjualan saat kondisi aman dari petugas, dan  naik dari stasiun yang sudah terkenal akan kelonggaran pengawasan petugas. Untuk hal ini saya memperhatikan obrolan para pedagang dan terkadang merekapun harus membeli tiket saat kembali kerumahnya. Poin tiga ini, saya menikmatinya dan tidak merasa terganggu, karena pemumpang memang membutuhkan pedagang untuk memenuhi kebutuhannya, hanya saja tak ingin jika jumlah pedagang terlalu banyak dan malah mengganggu ketertiban juga kenyamanan.
Demikian review pengalaman saya menggunakan KA di Bandung dan melakukan perjalanan dalam kota. Ini semua merupakan pengalaman dan pengamatan pribadi, maaf atas segala kekurangan. Terimakasih, semoga bermanfaat.