11 November, 2014

Mengajarkan Batita kita untuk ke toilet "Toilet Learning"

Bicara mengenai toilet training (TT) atau toilet learning (TL) alias mengajarkan anak untuk bak/bab ke kamar mandi, membuat saya begitu rindu orang tua saya. Bagaimana tidak? membuat batita kita mandiri untuk bak/bab ke KMD itu ternyata bukan hal yang instant. Butuh kesabaran, konsisten, kadang ketegasan sekaligus kelembutan, juga perlu menjadi motivator untuk menjalani proses ini. Alhamdulillah kita yang sekarang sudah tidak ngompol lagi, sudah bisa menjadi orang tua untuk anak yang dicintai meskipun masih suka ngompol. Harus kita sadari, bahwa dulunya kitapun begitu, namun orangtua kita entah bagaimana caranya dan kapan waktunya, ternyata sudah berhasil membuat kita mandiri. Sudahkah kita berterimakasih untuk hal ini kepada orangtua kita?? bagaimana jadinya jika orang tua kita begitu malasnya atau cuek berselimut kalimat "ah, biarin aja kasian dia disuruh bolak-balik ke KMD, nanti juga bisa sendiri", mungkin kita secara fisik dan psikis tidak akan terlatih untuk menahan pipis untuk berlari ke kamar mandi hingga sekarang.
Nah, jika kita sayang dengan yang sebenar-benarnya sayang, maka kita perlu melatih dengan cinta anak-anak yang kita harapkan menjadi orang yang mandiri dan beretika. Lalu, kapan kita perlu mulai memberikan pelatihan ke kamar mandi?. Menurut pengalaman saya melatih 2 anak,  TL bisa dimulai saat usia anak 18 bulan yang diharapkan pada usia 24 bulan anak sudah tidak ngompol di celana lagi. Saya akui, memang ada beberapa teman saya yang anaknya sudah bisa bak/bab ke kmd diusia setahun lebih, namun juga ada banyak teman yang anak-anaknya baru bisa mandiri ke toilet setelah usia 3 tahun. Banyak artikel parenting dari barat yang menjudge jika tidak bisa mandiri diusia sekian maka nantinya akan terus ngompol di sekolah, dan seterusnya. bisa jadi itu benar, namun jangan sampai membuat ibu jadi putus asa dan bernegatif thinking. Karena pikiran yang negatif, bisa mengarahkan kita ke arah yang negatif pula.
Baca bagian ini saja jika ibu tidak memiliki banyak waktu:
Mari ajarkan anak kita untuk BAK dan BAB ke kamar mandi  mulai usia 18 bulan (jika sudah terlambatpun bisa tetap diterapkan, selama masih balita). Caranya:
1. Siapkan mental ibu, niatkan untuk kebaikan anak. Siap dengan segala konsekuensi. Bismillahirohmanirrohim
2. Ajak anak bicara "de, mulai sekarang ibu akan ajak ade ke KMD setiap 1-2 jam sekali ya, kita coba pipis ke sini (tunjuk toilet). Dede kan sudah mulai besar, jadi harus mulai belajar ke KMD pipis dan ee' nya. Biar bersih pantat, kemaluan dan celananya... jadi ibu kalau gendong dede dan mau sholat nggak harus ganti baju, karena dede bersih dan suci badannya. (ini hanya contoh kalimat, untuk isinya bisa disesuaikan kebutuhan masing-masing, karena hanya ibu yang mengerti apa yang terpenting untuk sang anak.
3. Lakukan tatur tiap 1-2 jam sekali. Buka celananya di luar kamar mandi, sambil terus diajak bicara, kenapa harus pipis dan ee' di sini (misal, ayo coba pipis yu.. biar nggak ngompol. Kalau ngompol nanti lantainya basah dan kotor kemana-mana, jijik deh). Catatan: anak laki-laki dan perempuan baiknya jongkok pada proses BAB dan BAK)
4. Sebaiknya jika memutuskan untuk melatih TL, popok harus dilepas sempurna sejak pagi hingga malam dan kurangi bepergian jauh yang mengharuskan menggunakan popok. mengapa? karena menggunakan popok saat anak TL akan membuat anak bingung. Disatu sisi ibu bilang harus pipis di KMD, tapi disisi lain ibu membiarkan anak pipis di popok, bahkan berkata "nggak apa-apa pipis aja di popok". (saya juga pernah mengalami ini saat terpaksa diperjalanan, dan saya sadari itu menghambat TL). Perlu dicatat, anak Batita baru mengerti satu tugas saja, belum mengerti tugas double: 1. Kalau nggak pake popok, pipis di kmd. 2. Kalau pake popok boleh pipis di popok. Selain itu, popok dalam proses TL akan membuat ibu jadi malas (ini juga berdasarkan pengalaman)
5. Lakukan semuanya dengan sabar, lembut dan terkadang perlu ketegasan.
6. Semoga berhasil
Jika Terlambat memulai dan belum berhasil:
1. Tetap positif thinking
2. Tanya kenapa anak tidak mau BAK/BAB di kmd (mungkin tidak nyaman di kmd, dingin, basah, takut sendirian, jijik, pegal,dll)
3. Perhatikan tanda-tandanya
4. Beri solusi (jika disebabkan dingin dan basah, beri sandal lucu di kmd. jika takut sendirian, temani dan terus ajak bicara, jika pegal beri solusi apapun yang terbaik)
5. Tetap semangat, dan jangan lupa terus memotivasi, memberi asosiasi, cerita tentang kuman, suci dari hadas, malu jika ngompol, dll
6. Jangan lupa untuk memuji sekecil apapun prestasi dan perkembangan anak.
 (sebenarnya tulisan ini belum sempurna karena saya buru-buru akan pergi, namun ada teman yang membutuhkan jawaban segera, jadi saya posting dulu, mungkin nanti di lanjutkan. mungkin lho ya.. :) )
Sekian share pengalaman saya, maaf jika ada yang kurang berkenan.

10 November, 2014

Ketika anak kita berkata kasar dan tabu

Pada suatu sore, kami (saya dan suami) dikejutkan oleh satu kata yang dilontarkan anak kami yang berusia hampir 5 tahun (panggilannya Aa). Kala itu Aa dan Ade (2,5thn) sedang bermain bola di dalam rumah, setelah kelelahan bermain di luar bersama anak tetangga yang usianya kira-kira 7 tahun. Ditengah kekompakan ade dan aa, tiba-tiba sang Aa berkata "sini ko**ol". Kami kaget bukan kepalang, karena kata itu adalah sebuah kata dalam bahasa sunda yang artinya (maaf) alat kelamin pria, dan itu sangat tidak sopan untuk dikatakan tanpa kepentingan.Saya yang kala itu sedang memasak di dapur, segera menghentikan sejenak untuk mengurus masalah ini.
"Aa, kenapa bilang ko**ol?"
"nggak apa-apa mi" jawabnya dengan polos
"nggak baik ya bilang gitu! Aa ngikutin siapa?"
"ngikutin a'bb (ia menyebut nama anak tetangga), kenapa nggak boleh mi?"
"emang ko**ol artinya apa?" saya bertanya
"bola" jawabnya santai
"sayang, ko**ol itu bukan bola, itu bahasa sunda yang artinya tititnya laki-laki kaya punya aa ini (sambil menunjuk kepunyaannya-ini penting karena usianya masih berada di tahap kongkrit operasional). Nah, kalau kata-kata yang kaya gitu nggak boleh di sebut sembarangan, nggak baik, nggak sopan. Aa ngerti nggak?"
Ia mengangguk, namun seperti masih ada sedikit keraguan.
Saya mencoba kembali menjelaskan," Aa sering denger ya A'bb dan temennya suka bilang "Anjing" padahal nggak ada anjing disini?"
"iya" katanya
"nah, contohnya kata Anjing dan Ko**ol itu kan bukan nama orang, bukan nama temen Aa, jadi nggak boleh disebut sembarangan, nggak baik disebut keras-keras, nggak sopan!. Mendingan juga aa bilang namanya aja, misalnya A'bb atau A'kiki atau nama temen Aa yang lainnya, masa orang dipanggilnya "anjing" kan salah ya?" "iya mi"
" Kalau bola ya bilangnya bola aja, kalau aa belum ngerti, tanya ke umi dulu ya.?"
"iya mi"
"pinter, sok sana main bola lagi sama ade" saya mengakhiri sambil mengelus kepalanya.
credit from google image

Sesuai sekali dengan dugaan saya, bahwa banyak anak-anak yang menyebutkan kata-kata kasar itu bukan karena mereka "nakal" tapi karena mereka ikut-ikutan teman sepermainannya tanpa tau arti yang sebenarnya. Dan, Beberapa orang tua lebih memilih marah dan melarang, tanpa bertanya juga tanpa memberi penjelasan yang membuat anak mengerti kenapa mereka tidak boleh melakukannya. Sayapun beruntung karena anak saya bertanya "kenapa nggak boleh bilang kata itu". Karena, disaat hati ingin marah, kita sering lupa untuk menjelaskan hal yang penting. Ketika rasa ingin tau anak belum terpenuhi, maka ia akan terus mencari dari berbagai sumber, mungkin dari sumber yang benar, namun tidak menutup kemungkinan ia mendapat penjelasan dari sumber tang salah. Ini tugas kita sebagai orangtua yang memegang amanah dari Allah. Kita tidak ingin disalahkan untuk suatu hal yang tidak kita tau, maka jangan salahkan anak, karena merekapun tidak/belum tau
Masa kanak-kanak, terlebih lagi usia balita, mereka baru mengerti sesuatu yang real dan jelas. Ibarat kertas kosong, mereka belum banyak mengetahui arti dari kosa kata baik/buruk. Orang tualah yang perlu membimbingnya. Dan ketika anak melakukan hal yang kita anggap salah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah terik nafas dalam-dalam, duduk, lalu bertanya. Ya, bertanyalah, bukan menginterogasi. Sebagaimana kita (orang dewasa) yang tidak suka jika ada orang yang tiba-tiba mengintrogasi dengan nada menyebalkan, begitu pula anak. Bisa jadi ia akan melawan dan marah jika sikap kita tidak membuatnya nyaman.Yang lebih penting lagi, kita tau bahwa mereka adalah calon penerus keturunan kita, yang kita harapkan menjadi orang baik, sholeh, pintar dan menyenangkan, maka kitapun perlu memberikan bekal yang tepat untuk membentuknya.
Karena mereka baru mengerti mengenai sesuatu yang real dan atau kongkrit, maka kitapun harus menjelaskan dengan kongkrit menurut bahasa yang mereka mengerti. karena nggak mungkin kan kita bilang "Nak, jangan sebut kata itu! itu tidak sesuai dengan norma-norma ketimuran", itu hanya akan menambah daftar panjang kebingungan mereka. Cepat atau lambat, mereka akan mengulanginya dan sekarang atau nanti, kita pertu menjelaskannya. Mau sekarang atau nanti jika sudah terlanjur dan mengakar?
Ini pengalaman saya, sekedar ingin berbagi dan sayapun siap menerima masukan jika ada teman-teman sesama orang tua yang memiliki solusi/ jawaban lebih baik bagi segala pertanyaan anak kita. Maaf jika ada kata-kata kasar disebut dalam artikel ini, saya merasa perlu menyebutkannya dengan jelas agar tidak blurr dan menyebabkan salah mengerti.
Semoga kita dapat menjadi sahabat yang menyenangkan dan menjadi orangtua terbaik bagi anak-anak kita.

07 November, 2014

Inilah buku-buku anak karya Benny Rhamdani

Ehm.. (entah kenapa rasanya saya ingin berdehem sebelum menulis sedikit pengantar dari postingan Bang Benny dalam blognya yang saya akan repost). Pertemuan dengan Bang Benny di grup Blogger Bandung, yang mungkin tidak disadari oleh beliau, berarti banyak buat saya. Gimana nggak? Pasalnya, selama ini (ternyata) saya menjual sebagian besar buku anak yang ditulisnya. Speechless juga saya kali ini, hampir setahun berjualan buku online, yang beberapa diantaranya membeli buku karya Bang Benny ini. Bukan hanya kaget karena 'bakul buku bertemu penulis buku', namun juga karena setiap saya membaca dan belanja buku Bang Benny, saya sering berkata dalam hati "Ya Allah.. kapan saya bisa nerbitin buku kaya gini, sebanyak ini". Dan kini saya bertemu dengan sang penulis, walau hanya didunia maya. Betapa memang dunia ini sempit, dan hal ini membuat saya berfikir "apakah ini pertanda onggokan ide dan draft tulisan saya akan segera menemukan takdirnya?". Wajar rasanya jika saya berfikir demikian, karena kini saya berteman dengan orang-orang hebat khususnya di kota Bandung ini. Dan itu berarti saya juga akan segera menjadi hebat, seperti mereka #ngarep

Berikut ini artikel penuh gambar buku yang saya repost dari blog Bang Benny Rhamdani. Bagi yang penasaran dan ingin memesan buku-buku ini bisa menghubungi saya #lho kok jadi dagang

Inilah Buku-Buku Anak Karya Benny Rhamdani

Menulis adalah passion saya
menjadikan kata menjadi sebuah cerita selalu menggairahkan
inilah beberapa karya yang bisa saya terbitkan dalam bentuk buku

 

Dongeng Benny Rhamdani

Ini adalah buku seri khusus yang dibuat untuk karya dongeng saya. Jumlahnya tiga judul. Materi dongeng di buku ini kebanyakan diambil dari cepen-cerpen genre fantasi yang pernah dimuat di majalah BOBO.

Hal yang saya sukai dari buku ini adalah signature name saya di kaver buku. Tadinya saya berharap signature itu bisa terus dipakai di semua buku saya.

Dari ketiga judul buku ini, saya paling suka ilustrasi kaver pada buku Rambut Tito dan Bel Ajaib. Fantasinya jelas tergambar dan sedikit berbeda dibandingkan dengan dua ilustrasi lainnya yang fullbody karakter.
Untuk cerita, tentu saja saya suka semuanya. Kalau respon pembaca bermacam-macam. Ada yang lebih suka fantasi istana sentris, ada yang suka lucu-lucuan, ada yang suka kontemporer. Semua jenis cerita fantasi memang ada di ketiga buku ini.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit DAR! Mizan. Tapi saat mengirim naskah saya belum bekerja di dalam penerbit besar itu.
Menulis cerita fantasi merupakan hal paling mengasyikan dalam berarya di penulisan bacaan anak.
Novel Anak

Menjadi penulis cerita anak sekelas Enid Blyton adalah impian saya sejak kecil. Tertatih-taih saya untuk memulainya. Itu sebabnya saya senantiasa ingin membantu mereka yang ingin menjadi penulis cerita anak. Agar mereka menemukan jalur yang tepat dan cepat. Dengan informasi yang lebih mudah diakses, semestinya memang karir menjadi penulis buku untuk anak tak lagi harus dilalui dengan berdarah-darah.



Saya mengawalinya dengan mengikuti sebuah lomba menulis di Departemen Agama untuk  kategori novel anak. Tidak menang. Tapi buku saya dinyatakan lolos untuk diterbitkan unuk proyek, karena saya tidak menemukannya di toko buku. Rasanya senang sekali melihat buku ini. Dan rupanya karena buku inilah semangat saya makin menyala menjadi penulis buku untuk anak.
Kemudian saya mencoba menawarkan diri menulis novel anak di Penerbit DAR! Mizan. gayung bersmabut, pihak redaksi ternyata memang sedang membutuhkan. Maka dalam waktu tiga hari saya selesaikan sebuah novel anak berjudul Awas, Ini Rahasia!

Saya memang senang membuat cerita dengan bumbu suspense di sana-sini. Karena memang dalam menghibur pembaca, cerita yang kita tulisa jangan sampai mudah ditebak. Tebarkan aneka kejutan di setiap bab.
Saat buku ini terbit dan mendapatkan nomor bukti, rasanya saya tidak percaya karena kemudian berhasil mewujudkan impian saya.

Novel anak-anak berikutnya meluncur begitu saja. kebanyakan saya menuliskan hal-hal yang akan disukai pembaca anak perempuan. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan yang suka membaca adalah anak perempuan.






Saya tidak hanya menulis novel anak-anak untuk satu penerbit. Tujuannya, untuk membandingkan pelayanan terhadap penulis. Ternyata, saya tahu siapa yang terbaik kemudian.





Novel Serial

Seperti saya ungkapkan tadi, menjadi Enid Blyton adalah impian sejak kecil. Tapi penulis favorit saya adalah Astrid Lindgren yang menulis Pippi Longstocking. Keahaliannya mengemas cerita anak dengan gaya komedi adalah kekuatannya. saya banyak belajar dari kary-karyanya dalam proses menulis, Saya pun mencoba gayanya.

Percobaan pertama saya dimulai ketika saya menulis Inilah Kelas Paling Ajaib!  Sebuah kisah anak-anak sekolah ala Enid Blyton tapi dikemas lucu ala Astrid Lindgren.




Ternyata responnya cukup baik di pasaran ketika judul pertama diterbitkan. Saya pun meneruskan hingga tiga judul.

Kesulitan menulis serial adalah kontinuitas cerita harus kita jaga etrus. Sementara jarak menulis buku satu dan berikut cukup lama sehingga kadang saya harus susah payah memanggil kembali 'nyawa' dari buku pertama. Sebaiknya, serial memang ditulis secara estafet tanpa terganggu proyek menulis lainnya.


Tiga buku tersebut kemudian diterbitkan dalam satu buku. Ini dia book trailer -nya. Silakan diklik saja ya.

Kumpulan Cerita Anak


Mungkin seri Kumpulan Cerita Anak adalah yang paling mudah prosesnya. Saya hanya menyetorkan naskah cerpen saya. Dan boleh dari karya yang sudah diterbitkan di media cetak. Karena cerpen saya di majalah BOBO sudah ratusan, jadinya mudah sekali prosesnya.

Penjualannnya juga ternyata baik. Mungkin karena saat itu seri KKPK belum terkenal, jadi buku anak-anak yang yang ditulis orang dewasa masih bisa laku.

Kadang saya sengaja menulis dengan nama samaran, sekalin mempromosikan nama anak saya, Akhtar. Biar orang nggak bosan juga baca nama saya di toko buku.


Picture Book


Menulis picture book adalah sebuah tantangan tersendiri. Karena sebenarnya saya sebagai penulis harus berbagi tempat dengan ilustrator. Saya pun mempelejari dari beberapa buku bacaan impor juga bebrbagai teori. Jadinya memang masih saya campurkan dengan selera pasar.

Biasanya saya mencari celah cerita yang berbalut komedi. Karena saya benar-benar ingin menghibur anak. Cerita lucu juga bisa membalut pesan agar tak terlalu menggurui.



Seri CERITA BALITA ini sudah punya karakter yang harus saya sertakan. Jadi tidak terlalu sulit menulisnya Sali dan Saliha juga sudah melekat di pikiran pembaca seri ini.


Selain seri CERITA BALITA, saya juga menulis picture book untuk seri DONGENG BALITA, THANK YOU ALLAH, CERITA BERIMA, JIKA AKU JADI dan ISLAMIC PRINCESS


DONGENG BALITA



JIKA AKU JADI





CERITA BERIMA








THANK YOU ALLAH


ISLAMIC PRINCESS



Board Book

Jenis buku ini lebih sulit lagi menulisnya. Karena setiap halaman harus dipastikan tidak lebih dari satu kalimat. Karena buku ini diperuntukan untuk anak-anak yang baru belajar membaca.

Novel Movie Tie-in

Ini adalah jenis buku yang sangat menantang untuk proses menulisnya. Saya diminta menulis dua buku berdasarkan skenario film Garuda di Dadaku. Satu buku sesuai sekanrio, satu buku adalah prekuel. Nah, karena karakternya bukan punya saya, maka saya harus konsultasi dengan Salman Aristo yang menulis skenarionya.

Pada buku kedua saya sengaja tidak menuliskan nama saya di kaver buku karena merasa cuman mengdaptasi saja dari skenario. Untuk buku Mimpi Sang Garuda saya sengaja mencetaknya.


















Ilustrated Book

Buku bergambar ini sedikit berbeda dengan picture book. Halamannya lebih tebal, dan diperuntukkan untuk level pembaca di atasnya. Karena teksnya lebih padat, berupa chapter book. Hanya memang masih ada ilustrasi berwarna, satu cerita/bab biasanya 1 ilustrasi.

Saya, berhasil menulis satu buku untuk jenis ini. Maunya lebih. tapi perlu usaha lebih untuk menulisnya :)


Minta doanya saja ya.

Sumber: http://www.bennyrhamdani.com/2014/10/inilah-buku-buku-anak-karya-benny.html


Ketika sebuah Artikel sederhana membakar semangatmu

Ngomong-ngomong tentang menerbitkan buku, saya jadi tersindir sama artikel yang ditulis oleh bang Benny Rhamdani (sksd sekali saya ini maen panggil abang aja!, harusnya sih karena tinggal di Bandung dipanggil Akang atau Aa' tapi berhubung ketemunya hanya di grup blogger, jadi sementara ini panggilannya sama seperti manggil salah satu blogger lainnya yang saya kenal deh -bang aswi-. Weleh, ini pengantar artikel kok jadi ngebahas masalah panggilan yah. psst... kembali ke lap-top)

Nah, saya ini ngeblog sudah lama sekali, saking lamanya dan mimpi menjadi penulis buku best seller belum kesampaian, itu membuat saya malu untuk mengakui bahwa saya blogger lama. Dalam ideal self versi saya, seharusnya di detik ini saya sudah menjadi blogger dan penulis buku produktif, setidaknya ada 10 karya yang diterbitkan. Namun pada kenyataannya, produktifitas saya beralih ke bidang lain yaitu pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Hasilnya apa? punya suami, dua anak, gemar memasak hasil bumi, dan memanfaatkan benda-benda yang ada untuk permainan juga pendidikan anak (hehe..).

Saat membaca blog Bang Benny, rencananya saya akan mencari satu artikel tentang "cara menulis buku anak" yang pernah saya baca sebelumnya, namun diperjalanan, saya menemukan artikel yang membuat saya berkaca jauh kedalam lubuk hati-dimasa lalu. Saya teringat sejak SD sudah gemar membaca, mulai menulis sejak masuk SMP, hingga akhirnya bermimpi jadi penulis buku diusia SMA hingga sekarang. Berbagai cerpen, tulisan, kumpulan ide, saya simpan dalam kertas-kertas yang sebagian sudah hilang dan sebagiannya lagi masih di peuyeum. Setiap melihatnya saya selalu sedih dan berkata "mau jadi apa ini semua, apakah akhirnya akan musnah dimakan rayap ataukah justru saya duluan yang musnah meninggalkan mereka". Sebenarnya usaha saya untuk ini tidak nol-nol amat kok, tapi next time saya curhat lagi deh, hehe..

Sekali lagi artikel Bang Benny ini sederhana namun cukup menohok bagi saya. Saya yang merasa PD dan punya kemauan saja belum bisa jadi apa-apa, apalagi jika ditambah 5 alasan lain yang Bang benny sebutkan. Baiklah, jadi kesimpulan bagi kita (saya khususnya), "kalau kamu punya mimpi, berusahalah dengan maksimal untuk mencapainya, singkirkan 1001 macam alasan yang menghampiri lalu buatlah 1001 cara untuk mencapainya. Jika mimpimu itu dapat bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri namun juga orang lain, maka mimpimu itu patut untuk kamu perjuangkan"

berikut ini saya sertakan (copas) tulisan Bang Benny yang telah menyindir sekaligus menyalakan kembali semangat saya mencapai impian (Terima kasih Bang dan semoga Allah mendatangkan penolong-penolong lainnya untuk membantu saya. Aamiin)

 

5 Alasan Blogger Enggan Menerbitkan Buku



Sungguh mengejutkan, ternyata setelah berinteraksi dengan sejumlah blogger, tidak sedikit yang enggan atau tidak tertantang menerbitkan buku. Ternyata dugaan saya sebelumnya keliru, jika orang yang memiliki passion menulis secara otomatis akan punya mimpi menulis buku.

Berbagai alasan dikemukan, namun bisa saya kelompokkan ke dalam 5 alasan ini:

Tidak Bergengsi Lagi

Ternyata menulis buku di era sekarang bukan lagi hal yang membuat harga diri meningkat. Demikian pula status kecendekiaan. Tidak lagi seperti era sebelum Internet mewabah. Hanya orang-orang yang serius, pintar, tekun pintar yang bisa menerbitkan buku, setidaknya sebelum tahun 2000. Begitu banyaknya penerbit, membuat lowongan naskah terbuka lebar, dengan kualitas minim sekalipun. Buku-buku laris bukan buku yang memberi banyak manfaat. Siapapun bisa menulis dan menerbitkan sendiri buku di masa maraknya self pubishing dan print on demand.

Tidak Bikin Kaya

Beberapa kompasianer ada yang bercerita memiliki teman penulis produktif. Hampir setiap bulan menerbitkan tapi hidupnya pas-pasan. Barulah setelah penulis itu terjun ke dunia penulisan skenario level hidupnya semakin meningkat. Tidak sedikit yang merasa imbalan dari menulis buku tidak sepadan dengan jerih payah menulis buku. Mulai dari waktu, pikiran dan tenaga. Daripada menulis buku yang berlembar-lembar, mendingan ikut lomba menulis blog yang cukup beberapa halaman tapi hadiahnya lebih besar ketimbang royalti menulis buku.

Tidak Punya Referensi Penerbit

Sebagian ada pula yang enggan menulis buku karena tidak punya referensi yang memadai tentang penerbit buku. Mereka khawatir nanti karyanya dibajak. Cemas pula penerbitnya berlaku curang kepadanya. Ada pula yang merasa hanya penulis-penulis yang dekat orang-orang penerbitan saja yang bisa menerbitkan buku. Selebihnya tidak akan bisa menembus penerbitan buku. Apalagi penerbit papan atas.

Merasa Tidak Layak Menulis Buku

Ada pula yang enggan menulis buku karena merasa dirinya belum atau tidak layak menulis buku. Biasanya mereka memiliki standar seorang penulis buku dan membayangkan dirinya harus bisa berkarya sekualitas penulis tersebut. Meskipun dia tahu bahwa tidak semua karya tulis harus seperti penulis idolanya, tapi mereka tetap ingin dirinya sesempurna penulis kesukaannya.

Tidak Minat Sama Sekali

Bisa saja seorang penulis artikel di media cetak ataupun blogger mengaku tidak minat sama sekali menulis buku tanpa alasan sama sekali.  Tapi beberapa penulis artikel dan blogger memberi alasan, seperti ingin fokus pada bidang lain yang lebih disukainya, tidak punya waktu fokus menulis buku.

Saya sendiri tak pernah memaksa seorang penulis blog atau artikel di media cetak menulis buku. Saya hanya menyarankan. Tapi jika menolak tak apalah. Karena passion orang memang berbeda. Kalau kamu?

Sumber: web bennyrhamdani.com/2014/10/5-alasan-blogger-enggan-menerbitkan-buku.html

06 November, 2014

Sebuah catatan penting dari pelatihan pengasuhan anak oleh Ayah Ihsan Baihaqi

Dijaman serba Online seperti hari ini, banyak sekali informasi berseliweran. Mulai dari informasi biasa saja, suka-suka, remeh temeh,ilmu, kebohongan, fitnah, bahkan info penting dan daruratpun di share di media sosial. Sebagai manusia yang pastinya pernah diuntungkan dengan share-share semacam itu, sekaligus mungkin pernah dirugikan oleh sebagian hal negatifnya, tentunya kita jadi bisa lebih berhati-hati dalam memilih berita/info yangpatut di share dan tidak.
Nah, berkenaan dengan hal itu, di blog ini akan saya share info/artikel yang pernah saya dapat dan saya anggap penting untuk dibaca oleh lebih banyak orang. Beberapa dari teman-teman mungkin sudah pernah membaca, namun saya yakin masih ada orang diluar sana yang tak tersentuh BC atau Share copasan dari teman grup di sosmed. Hal ini juga saya lakukan bukan untuk 'cari gampang ngisi blog' melainkan untuk menyimpan ilmu-ilmu beserta sumbernya yang sudah saya dapat. Kenapa harus disimpan? berdasarkan pengalaman terdahulu, setiap selesai membaca seseuatu yang menginspirasi, mengharukan atau menggugah semangat, biasanya tiba-tiba saya merasa terbakar dan ingin segera mempraktekkan kebaikan yang dianjurkan dalam artikel yang sudh dibaca. Namun, setelah waktu berlalu, hari berganti, bulan bertambah, semangat itupun turut mengendur. Hingga saya ingat akan artikel lama dan ingin membacanya kembali untuk membangkitkan semangat yang padam, namun apa daya, data tak pernah ditemukan karena memang tak pernah disimpan. Ada juga kasus lainnya yaitu ketika salah satu teman grup tiba tiba bertanya "ada yang punya artikel tentang x nggak? kemarin saya belum sempet baca sampai tuntas". Begitulah kira-kira penjelasan saya, semoga niat baik ini dapat mendatangkan kebaikan pula.

Artikel pertama yang akan saya repost berasal dari share di grup ibu-ibu MDS Bandung, terimakasih.

Hasil Pelatihan Pengasuhan Anak & Remaja bersama abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari di Berlin, 1 november 2014

Oleh : Sari Banon

-Bertengkar bagi nak anak adalah penting untuk persiapan masa depan nya

-Anak harus diajarkan menyelesaikan masalah sendiri, jika semua masalah disdlesaikan oleh orang tua, nanti anak akan kesulitan menyelesaikan konflik ketika dewasa

-Aturan inti soal meminta izin / meminta barang: setiap anak wajib meminta izin kepada semua orang, berlaku juga kakak kepada adik / orang tua kepada anak. Contoh-> Jika adik mengambil makanan kakak, padahal kakak tidak mengizinkan tidak diperbolehkan, maka WAJIB untuk adik mengembalikan makanan nya

-Penyebab kriminalitas semakin menjamur di indonesia karena tayangan tentang kriminalitas selalu dipertontonkan setiap saat

-4 bentuk sukses secara kasat mata 1. Harta 2. Tahta 3. Kata (dalam artian setiap perkataan nya didengar semua orang) 4. Cinta (dicintai semua orang)

-Ayah adalah kunci kesuksesan anak, jika diibaratkan ibu adalah madrasah/sekolah, maka ayah adalah kepala sekolah nya

-50-80% potensi hidup manusia berkembang ketika usia kurang dari 7 tahun

-Hukum bermain bagi anak pada rentang usia 0-7 tahun adalah WAJIB. Tidak diperbolehkan mengharuskan anak belajar membaca dll pada usia ini, termasuk belajar mengaji (kecuali menghapal Al-quran). Bebaskan anak bermain sepuasnya, asal mengikuti 3 aturan: 1. Tidak membahayakan dirinya sendiri 2. Tidak merugikan orang lain 3. Tidak melanggar hukum agama & negara. Jika aturan di atas dilanggar, maka wajib tegas kepada anak dengan memberikan sanksi yang jelas & tidak plin plan.

-Ketika dewasa, Keuntungan anak yang sering bermain, terutama bermain di luar bersama teman teman nya: 1. Mempunyai skill komunikasi yang baik 2. Dapat bekerja sama dengan orang lain

-Anak yang kurang bermain akan mempunyai tutur kata yang menyakitkan & sulit diatur ketika dewasa

-Anak harus dibiasakan curhat dengan orang tua, supaya nanti ketika dewasa dapat bertahan di lingkungan yang buruk

-Pria 2 kali lebih rentan melakukan bunuh diri, karena anak laki laki identik harus bisa memendam perasaan

-Anak yang sudah akil baligh, sudah waktunya mapan tapi masih merepotkan orang tua (bahasa kasar nya (maaf), cuma jadi benalu), diwajibkan untuk hijrah ke tempat lain demi keselamatan diri nya sendiri & menghilangkan ketergantungan dengan orang tua

-Penyebab anak mengecewakan orang tua: karena ketika kecil mereka sering dikecewakan oleh orang tua mereka

-4 teori perilaku anak 1. Teori dosa asal (dosa nabi adam)-> setiap anak ketika lahir sudah membawa dosa (negatif) 2. Teori behaviorisme-> setiap anak yang lahir tidak membawa apa apa (kosong/netral) 3. Teori psikoanalisa-> setiap anak lahir dengan membawa kecenderungan menjadi pribadi yang negatif atau positif, tergantung alam bawah sadar mereka (positif atau negatif, tergantung keadaan) 4. Teori fitrah-> setiap anak lahir dalam keadaan fitrah & menyukai kebaikan (positif)

-Penyebab anak tidak patuh kepada orang tua: ketika kecil semua kemauan nya selalu dituruti & tidak ada nya batasan tegas soal permintaan anak

-Anak yang rasa penasaran nya dijaga semenjak kecil (semua pertanyaan nya dijawab, kalaupun orang tua belum tahu jawab nya sebaiknya orang tua bilang akan berusaha mencari jawaban nya) akan mempunyai keyakinan yang kuat, semisal dalam hal keyakinan beragama

-Dosa berbohong kepada anak, dosa nya sama dengan berbohong kepada orang dewasa

-Trik tegas kepada anak ketika anak merengek rengek di tempat umum: tinggalkan & jangan lihat mata nya

-Manusia disunnahkan berbicara, karena anak yang selalu diam lebih rentan menjadi anak yang bermasalah dibandingkan anak yang suka bicara

-Jenis curhat dilihat dari umur anak 1. 0-7 tahun: minimal 30 menit sehari & setiap hari. Bisa dengan cara bercerita, bermain diluar dll 2. >7 tahun: luangkan minimal 3 jam (setelah belajar) per minggu untuk mendengar semua keluhan anak, tetapi harus bersifat privasi (tidak dengan kakak adik nya, bahkan hanya dengan ayah / ibu). Bisa dilakukan sambil bermain berdua

-Salah satu penyebab utama anak tidak dekat dengan orang tua: orang tua secara tidak sadar telah menjatuhkan harga diri anak melalui nasehat2 yang over dosis & tidak pada waktunya. Hal ini menyebabkan anak tertekan & tidak mau berlama lama dengan orang tua nya

-Besar intervensi orang tua kepada anak menurut umur: 1. >18 tahun = 10% 2. 15-18 tahun = 40% 3. >12 tahun = 60% 4. 0-12 tahun = 100% Ini berarti, orang tua hanya punya kesempatan selama 12 tahun untuk bisa bersama anak

-Penyebab anak terpengaruh teman: 1. Orang tua menyampaikan nasehat dengan cara yang salah 2. Anak dinasehati ketika dia terkena masalah tanpa didengar dulu curhatan nya 3. Orang tua terlalu sibuk dengan urusan nya sendiri

-Anak yang diam ketika dinasehati setelah melakukan kesalahan hanyalah bentuk penyelamatan diri

-Pola asuh anak tidak cukup dengan teladan, teladan hanya berpengaruh 20% sisa nya dengan pendekatan2

-Pendidikan pesantren bagi anak: 1. Umur SMA : ideal 2. Umur SMP : bagus 3. Umur SD atau bahkan TK : sangat tidak disarankan

-Unsur disiplin adalah ketegasan dalam membuat aturan, bukan ditekankan pada kekerasan dalam bertindak

-Kekerasan orang tua pada anak bersumber dari terlalu banyak kata kata yang keluar untuk anak, ditambah dengan masalah yang ada sebelumnya

-Cara menerapkan anak tata krama (seperti meminta maaf, meminta izin) adalah dengan diulang ulang & diberi sanksi jika ada pelanggaran