25 Februari, 2006

Siang Itu...


Kemarin, saat saya mencicil memindahkan barang, juga data2 di komputer susan (teman kostku dulu), saya menemukan foto ini. Tersenyum saya dibuatnya, apa pasal? Saya teringat, saat itu Kang Abu (pelukis sekaligus pemilik studio painting NIKU yang ada di jl.Nilem) memanggil saya, saat saya berjalan pulang praktikum, melewati depan rumahnya. Kang Abu, yang sebelumnya sayapun tak mengenalnya, yang selama ini hanya berkomunikasi jika saya lewat depan rumahnya, dan itupun hanya berupa sapaan seperti “cari ide nih!” atau “melukis apa nih?”, sapaan seorang pengagum keindahan lukisannya…
Selama ini belum ada keberanian untuk masuk ke studionya untuk sekedar berbincang dan melihat hasil karyanya. Namun siang itu… saat tubuh terasa lelah, penampilan rasanya sudah tak karuan karna panasnya matahari dan panasnya hati setelah praktikum, (hehe..) seseorang pria dengan perawakan tinggi besar, yang ditemani bule wanita memanggil sambil melambaikan tangannya, meminta saya menghampirinya. Tadinya saya pikir, “ah, saya sudah cukup lelah, tak ada tenaga untuk melakukan kegiatan baru, apalagi harus ngobrol dengan bahasa inggris!”, Tapi, sepersekian detik berikutnya, jiwa “suka tantangan” saya muncul dan berkata “ini saatnya kamu membuktikan, seberapa kuat kamu menahan lelah dan seberapa berani kamu menghadapi bule dengan kemampuan bahasa inggrismu yang pas-pasan itu!”. Mendengar bisikan itu, saya merasa tertantang hingga akhirnya saya berputar haluan menghampiri mereka dengan senyum yang dipaksakan (bahkan untuk senyumpun terasa lelah…) dan dalam hati saya berkata “oh iya, ini kan yang saya inginkan selama ini! Beruntung sekali hari ini”.

Namanya Linda, kata kang Abu sih Rosalinda.. Dia adalah model-nya dari Italia. Sejak pertama berkenalan, Linda sudah memperlihatkan kekagumannya pada orang Indonesia, khususnya Saya (huu.. kePDan baget ya!). namun itu benar, terbukti dari sikapnya meng-unyeng-unyeng wajahku, ditarik-tarik sambil di perhatikan dekaat sekali (terus terang, saya baru pertama kali di perlakukan begini di usia kepala 2 ini, mungkin sebelumnya pernah tapi diusia balita saat saya memang masih sangat menggemaskan). Kalau dia sadar, saat itu wajah saya memerah bagai kepiting rebus (bukan hanya karena malu, tapi juga sedikit sakit), orang yang aneh!. Bukan hanya itu, dia juga berkata “you are so beautiful!”. Dalam hatiku berkata “ini orang, nyindir atau nyepet sih? Masa yang kaya gini dibilang beautiful sih! Beautiful-an juga dia..”. beberapa saat kemudian, kang Abu bilang “biasa keu, dia mah gemesan, apalagi sama kita-kita (orang indonesia), menurut dia mah, yang kaya gini teh bagus!” sambil menunjuk wajahnya. Dari sini bisa diambil kesimpulan sementara bahwa banyak orang berfikir ‘rumput tetangga tampak lebih hijau’, padahal menurut tetangga, ‘rumput kitalah yang lebih hijau’. Kekagumannya pada wajah dan kulit orang ASIA, tidak jauh beda dengan kekaguman kita pada mereka. Satu yang sangat jelas bahwa “every woman is beautiful!” masalahnya adalah terkadang kita kurang bersyukur…
Selama beberapa jam berbincang dengan bahasa inggris, syukur… saya bisa mengerti dan dimengerti *karena ngomongnya pelan2*. Saat pembicaraan semakin seru, Linda pun semakin bersemangat dia bercerita dengan cepat sambil tertawa2. namun apa yang terjadi? Saya tidak mengerti apa yang sedang Ia bicarakan, wajahnya sedikit memperlihatkan kekecewaan, meski ditutupinya dengan senyum. Saya lebih kecewa pada diri sendiri karena telah membuat teman baru saya itu kecewa. Saya semakin merasa ‘kemalasan itu menghambat kemajuan’, kenapa? Karena bagi saya tak ada orang yang bodoh, dia hanya kurang berusaha dan atau MALAS.
Bayangkan jika pengetahuan bahasa inggris saya pada waktu itu lebih bagus, mungkin saya akan mengerti bahwa dia sedang bercerita hal lucu dan ikut tertawa bersamanya juga tak akan mengecewakannya.

Ada orang yang bisa berbicara banyak jenis bahasa (misal: Kang Abu) sedangkan kita? masih harus... Bangkit dan Belajar!!


Tidak ada komentar: