16 Februari, 2013

Perang dingin dijalanan

Kemarin, saat jalanan disekitar Antapani- Bandung sedang dilindas berbagai kendaraan, lajur samping kiri yang digunakan pengendara motor, dijatuhi tubuh seorang wanita. "bruk" suara tubuhnya jatuh diatas jalan aspal.  "huuu..uuu..uuu" wanita itu menangis sambil telapak tangannya mencoba menghapus air matanya yang belum sempat menetes. Ia menangis layaknya seorang anak kecil, padahal usianya kira-kira 20 tahun. Ia mencoba bangkit sendiri namun saya dan beberapa wanita pedagang kaki lima segera memapahnya ke salah satu warung kaki lima terdekat dari TKP. tidak ada luka fisik sama sekali, karena motor yanh ia tumpangi berjalan perlahan. mungkin ada sedikit memar yang wajar. Namun dari ekspresi wajahnya saat jatuh dan saat seorang laki-laki yang memboncengnya datang menghampirinya, tampak jelas mereka sedang (mungkin) bertengkar. "kunaon iyeu teh" "kenapa? si tetehnya tidur ya?" "kenapa, A?" kami semua bertanya masing-masing. "luncat!" lelaki paruh baya itu menjawab ringan, seperti sudah biasa terjadi. ekspresi wajahnyapun tidak menyiratkan kekhawatiran yang berlebihan. "huuu..." sang wanita menahan dan mencoba menghentikan tangisnya, berganti dengan ekspresi wajah yang agak kesal dan tatapan kosong. Kami yang tadi sangat khawatir segera bubar dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya berdua. Tugas kami menolong sudah selesai, sayapun melanjutkan perjalanan dengan berbagai dugaan yang berkecamuk dikepalaku. Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, satu yang pasti, saya berharap para wanita memiliki pikiran yang dewasa, jauh kedepan, dan berkepribadian kuat. Bukan untuk 'melebihi' pasangan, namun agar hidup lebih positif dan calon generasi masa depan dididik oleh ibu yang terbaik.

Tidak ada komentar: