15 Maret, 2015

Mengejar impian menjadi Ibu Profesional

Mengejar impian menjadi Ibu Profesional

Beberapa minggu ini, hati dan pikiran saya begitu terasa sibuk. Padahal saya masih berada dirumah dengan dua anak dan satu suami-sama seperti sebelumnya. Namun memang, kritisnya anak-anak, ketidakmampuan saya menghendl semua pekerjaan dalam satu waktu, kekurangan ilmu untuk memuaskan hasrat ingin tahu anak, benyaknya input mengenai berbagai pendidikan parenting yang baik, segala harapan juga tuntutan diri, keadaan yang kadang tak sesuai harapan, membuat pikiran terasa tidak tenang. Jika sudah begini, saya selalu meminta solusi pada Allah yang menciptakan langit, bumi, beserta isinya. Karena memang hanya Allah yang dapat menolong.
Disela-sela keadaan ini, seringkali saya mencari hiburan melalui media online. Semuanya tampak menarik seperti biasanya, namun kala itu, obrolan teman-teman saya di grup WA lebih dari sekedar menarik. Obrolan itu melengkapi segala rasa yang selama ini saya pendam.
Singkat kata, salah satu teman saya yang tinggal di sebuah kota besar, dengan jabatan dan kehidupannya yang mapan, mengambil sebuah keputusan besar, yaitu resign dari tempatnya bekerja, untuk fokus mengurus dan mendidik anak-anaknya. Padahal, selama inipun (meski ia bekerja) ia sudah melakukan tugasnya sebagai ibu yang baik dan bertangung jawab. Namun, sepertinya bagi seseorang yang sudah biasa bertingkah laku profesional, baik saja tidak cukup. Ia memilih untuk melakukan dengan lebih baik -"aku cuma ikhtiar maksimal" seperti yang ia katakan saat banyak orang yang kagum padanya.
Sebenarnya, apa yang ia lakukan bukan hal baru, karena saya yakin, semua ibu bekerja, pasti pernah berfikir untuk berhenti lalu fokus pada anak dan keluarga. Namun, perbedaannya adalah ia sudah beraksi! menyelesaikan langkah satu-persatu, menyusuri setiap tahap dan tantangan berat. Ia membuat semua tampak begitu sederhana meski pada kenyataannya tidak sesederhana itu.
Saya tidak pernah tau apa dan bagaimana proses berfikir yang ia jalani, namun setidaknya ada satu pelajaran yang dapat saya tiru darinya, yaitu melakukan apa yang sudah direncanakan, dengan ikhtiar maksimal.
Lalu, ia menyebutkan impian-impiannya yang membuat saya meleleh.

 
Screenshoot: Tiga impian ibu

Entah kenapa hal itu membuatku tiba-tiba ingin sungkem dan tutup muka karena bergelimang dosa.
Betapa impiannya sama dengan impianku, namun aroma semangatnya lebih menyengat
Betapa banyak yang harus ia tinggalkan untuk berada diposisi ibu profesional. Sedangkan saya, masih perlu meningkatkan profesionalitas.
Ya Allah, Jadikanlah kami sebagai anak, istri dan ibu sholihah yang senantiasa bersyukur atas segala amanah dan karunia yang Engkau berikan. Jagalah dan mampukanlah suami-suami kami untuk mencari rizki yang engkau sebar dimuka bumi ini, agar melalui tangan merekalah kebutuhan kami tercukupi. Karena kami adalah wanita yang ingin kembali kerumah, mendidik anak-anak calon penghuni syurgaMu.

1 komentar:

testbloginfo mengatakan...

terimakasih untuk kisah dari ibu-ibu inspiratif..