11 November, 2014

Mengajarkan Batita kita untuk ke toilet "Toilet Learning"

Bicara mengenai toilet training (TT) atau toilet learning (TL) alias mengajarkan anak untuk bak/bab ke kamar mandi, membuat saya begitu rindu orang tua saya. Bagaimana tidak? membuat batita kita mandiri untuk bak/bab ke KMD itu ternyata bukan hal yang instant. Butuh kesabaran, konsisten, kadang ketegasan sekaligus kelembutan, juga perlu menjadi motivator untuk menjalani proses ini. Alhamdulillah kita yang sekarang sudah tidak ngompol lagi, sudah bisa menjadi orang tua untuk anak yang dicintai meskipun masih suka ngompol. Harus kita sadari, bahwa dulunya kitapun begitu, namun orangtua kita entah bagaimana caranya dan kapan waktunya, ternyata sudah berhasil membuat kita mandiri. Sudahkah kita berterimakasih untuk hal ini kepada orangtua kita?? bagaimana jadinya jika orang tua kita begitu malasnya atau cuek berselimut kalimat "ah, biarin aja kasian dia disuruh bolak-balik ke KMD, nanti juga bisa sendiri", mungkin kita secara fisik dan psikis tidak akan terlatih untuk menahan pipis untuk berlari ke kamar mandi hingga sekarang.
Nah, jika kita sayang dengan yang sebenar-benarnya sayang, maka kita perlu melatih dengan cinta anak-anak yang kita harapkan menjadi orang yang mandiri dan beretika. Lalu, kapan kita perlu mulai memberikan pelatihan ke kamar mandi?. Menurut pengalaman saya melatih 2 anak,  TL bisa dimulai saat usia anak 18 bulan yang diharapkan pada usia 24 bulan anak sudah tidak ngompol di celana lagi. Saya akui, memang ada beberapa teman saya yang anaknya sudah bisa bak/bab ke kmd diusia setahun lebih, namun juga ada banyak teman yang anak-anaknya baru bisa mandiri ke toilet setelah usia 3 tahun. Banyak artikel parenting dari barat yang menjudge jika tidak bisa mandiri diusia sekian maka nantinya akan terus ngompol di sekolah, dan seterusnya. bisa jadi itu benar, namun jangan sampai membuat ibu jadi putus asa dan bernegatif thinking. Karena pikiran yang negatif, bisa mengarahkan kita ke arah yang negatif pula.
Baca bagian ini saja jika ibu tidak memiliki banyak waktu:
Mari ajarkan anak kita untuk BAK dan BAB ke kamar mandi  mulai usia 18 bulan (jika sudah terlambatpun bisa tetap diterapkan, selama masih balita). Caranya:
1. Siapkan mental ibu, niatkan untuk kebaikan anak. Siap dengan segala konsekuensi. Bismillahirohmanirrohim
2. Ajak anak bicara "de, mulai sekarang ibu akan ajak ade ke KMD setiap 1-2 jam sekali ya, kita coba pipis ke sini (tunjuk toilet). Dede kan sudah mulai besar, jadi harus mulai belajar ke KMD pipis dan ee' nya. Biar bersih pantat, kemaluan dan celananya... jadi ibu kalau gendong dede dan mau sholat nggak harus ganti baju, karena dede bersih dan suci badannya. (ini hanya contoh kalimat, untuk isinya bisa disesuaikan kebutuhan masing-masing, karena hanya ibu yang mengerti apa yang terpenting untuk sang anak.
3. Lakukan tatur tiap 1-2 jam sekali. Buka celananya di luar kamar mandi, sambil terus diajak bicara, kenapa harus pipis dan ee' di sini (misal, ayo coba pipis yu.. biar nggak ngompol. Kalau ngompol nanti lantainya basah dan kotor kemana-mana, jijik deh). Catatan: anak laki-laki dan perempuan baiknya jongkok pada proses BAB dan BAK)
4. Sebaiknya jika memutuskan untuk melatih TL, popok harus dilepas sempurna sejak pagi hingga malam dan kurangi bepergian jauh yang mengharuskan menggunakan popok. mengapa? karena menggunakan popok saat anak TL akan membuat anak bingung. Disatu sisi ibu bilang harus pipis di KMD, tapi disisi lain ibu membiarkan anak pipis di popok, bahkan berkata "nggak apa-apa pipis aja di popok". (saya juga pernah mengalami ini saat terpaksa diperjalanan, dan saya sadari itu menghambat TL). Perlu dicatat, anak Batita baru mengerti satu tugas saja, belum mengerti tugas double: 1. Kalau nggak pake popok, pipis di kmd. 2. Kalau pake popok boleh pipis di popok. Selain itu, popok dalam proses TL akan membuat ibu jadi malas (ini juga berdasarkan pengalaman)
5. Lakukan semuanya dengan sabar, lembut dan terkadang perlu ketegasan.
6. Semoga berhasil
Jika Terlambat memulai dan belum berhasil:
1. Tetap positif thinking
2. Tanya kenapa anak tidak mau BAK/BAB di kmd (mungkin tidak nyaman di kmd, dingin, basah, takut sendirian, jijik, pegal,dll)
3. Perhatikan tanda-tandanya
4. Beri solusi (jika disebabkan dingin dan basah, beri sandal lucu di kmd. jika takut sendirian, temani dan terus ajak bicara, jika pegal beri solusi apapun yang terbaik)
5. Tetap semangat, dan jangan lupa terus memotivasi, memberi asosiasi, cerita tentang kuman, suci dari hadas, malu jika ngompol, dll
6. Jangan lupa untuk memuji sekecil apapun prestasi dan perkembangan anak.
 (sebenarnya tulisan ini belum sempurna karena saya buru-buru akan pergi, namun ada teman yang membutuhkan jawaban segera, jadi saya posting dulu, mungkin nanti di lanjutkan. mungkin lho ya.. :) )
Sekian share pengalaman saya, maaf jika ada yang kurang berkenan.

Tidak ada komentar: